Mon, 19 May 2025
JIMBARAN – PAUD Widiatmika merayakan Hari Raya Waisak dengan penuh keceriaan dan makna pada Selasa, 13 Mei 2025. Bertempat di ruang kelas yang diubah menjadi tempat perayaan sederhana namun sarat nilai, anak-anak didik, guru, dan staf bersama-sama merayakan Waisak dalam suasana hangat yang penuh toleransi.
Perayaan ini mengusung tema "Berbagi Kasih dengan Semua Makhluk Ciptaan Tuhan" dan menjadi bagian dari program pembelajaran karakter di PAUD Widiatmika. Kegiatan ini dirancang bukan hanya untuk anak-anak yang beragama Buddha, tetapi melibatkan seluruh siswa dari berbagai latar belakang agama. Melalui pendekatan inklusif ini, anak-anak diajak mengenal keberagaman sejak usia dini.
Guru PAUD Widiatmika, Ni Ketut Arcani, menjelaskan bahwa perayaan Waisak ini disusun dengan cara yang mudah dipahami anak-anak dan penuh makna.
“Kami merayakan Waisak dengan sederhana, namun kaya makna. Anak-anak memulai dengan doa bersama sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Setelah itu, mereka menonton video tentang makna dan tradisi Waisak di berbagai negara. Dari sini, mereka belajar bahwa keberagaman adalah sesuatu yang indah,” ujar Arcani.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng nasi gemuk, simbol perayaan, yang dilakukan oleh anak-anak beragama Buddha bersama kepala sekolah, guru, dan staf. Mereka juga diajak mengekspresikan kreativitas melalui mewarnai gambar patung Buddha dan menyanyikan lagu anak-anak bertema Waisak. Lagu “Selamat Hari Raya Waisak” dinyanyikan bersama dengan penuh semangat.
Menurut Arcani, perayaan ini lebih dari sekadar pengenalan tradisi keagamaan. Ini adalah sarana untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila, terutama sila pertama dan kelima, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
“Kami ingin anak-anak memahami bahwa setiap agama mengajarkan cinta kasih. Mereka belajar hidup berdampingan dalam keberagaman yang patut dibanggakan,” tambahnya.
Sebagai lembaga pendidikan inklusif, PAUD Widiatmika selalu berkomitmen menciptakan ruang belajar yang aman dan setara. Komitmen ini tercermin dalam berbagai kegiatan tematik seperti perayaan Waisak yang tidak hanya mengenalkan nilai-nilai agama Buddha, tetapi juga mengajarkan cinta kasih, kepedulian, dan penghormatan terhadap semua makhluk hidup.
“Kami menggunakan bahasa yang sederhana dan universal agar semua anak bisa memahami makna Waisak, tanpa memandang latar belakang agamanya,” jelas Arcani.
Anak-anak yang hadir tampak ceria dalam balutan busana bernuansa putih dan kuning. Mereka antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari doa bersama, mewarnai, hingga bernyanyi bersama. Suasana ini mencerminkan tujuan utama pendidikan karakter di PAUD Widiatmika, yakni membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan kematangan emosional.
Melalui perayaan Waisak ini, anak-anak diajak memahami nilai-nilai universal seperti cinta kasih, toleransi, dan kebersamaan. Mereka belajar bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang harus dirayakan bersama.
“Kami percaya, jika nilai-nilai ini ditanamkan sejak dini, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang toleran, terbuka, dan siap hidup dalam dunia yang beragam,” tutup Arcani.
Perayaan Waisak di PAUD Widiatmika menjadi bukti bahwa pendidikan toleransi dapat dimulai sejak usia dini. Dalam ruang kelas sederhana, anak-anak belajar tentang keberagaman, cinta kasih, dan rasa hormat yang tulus kepada sesama.
___