Widiatmika School



Tue, 10 May 2022

Pameran NFT SMA & SMK Widiatmika Perkenalkan Siswa soal Aset Digital Masa Depan


JIMBARAN - SMA & SMK Widiatmika menggelar pameran bertajuk “Terampil Menuju Generasi Teknohumanistik” yang berlangsung Senin (9/5/2022) hingga Rabu (11/5/2022). Pameran inovatif ini memamerkan NFT (non-fungible token), karya-karya digital hasil kreativitas para guru dan siswa SMA & SMK Widiatmika.

 

Sebagai infromasi, NFT merupakan aset digital. NFT diprediksi menjadi produk kreatif masa depan, di mana hasil karya dapat diperjualbelikan dengan mata uang kripto, namun jejak kepemilikan atau hak ciptanya tidak akan hilang atau diklaim pihak lain. Di Indonesia, NFT mulai populer sejak Ghozali Everyday, seorang warganet, berhasil membukukan penghasilan triliunan rupiah (dalam uang kripto) melalui aset digital berupa foto selfie sehari-harinya di OpenSea.

 

Kepala SMA Widiatmika, I Made Suadnyana, menyebut bahwa pameran ini dibuka bagi para siswa SMP Widiatmika dan siswa-siswi SMP lain di Bali. Mereka berkesempatan menyaksikan secara langsung karya-karya digital yang telah dicetak hingga melakukan tanya jawab dengan siswa SMA Widiatmika yang menciptakan karya tersebut.

 

“Anak-anak SMP itu juga kemudian ditantang membuat karya seni mereka untuk menjadi aset digital mereka sendiri. Sebelumnya, mereka mengikuti sharing session dengan Pak Nana,” kata Made, Senin sore.

 

Pak Nana merupakan salah satu pengajar seni budaya di SMA Widiatmika. Ia aktif berkarya, bahkan hasil desainnya telah menjangkau Vietnam hingga memikat merek pakaian mancanegara seperti Amerika dan Kanada.

 

I Putu Nana Partha Wijaya, nama lengkapnya, kemudian turut berpartisipasi dalam sharing session soal NFT bersama Ghozali Everyday di Bali.

 

“Setelah itu, lewat pembelajaran seni budaya, beliau memberikan influence, bercerita kepada anak-anak, menampilkan karya (digital), dan anak-anak SMA Widiatmika ini tertarik untuk ikut berkarya dan menyimpannya di tempat yang tepat. Kalau diunggah di YouTube, mereka hanya dapat likes dan orang bisa mencuri karya mereka,” ujar Made.

 

Pameran ini, kata Made, bertujuan sebagai sarana edukasi agar para siswa mengenal NFT yang notabene akan menjadi produk kreatif di zaman mereka besar nanti.

 

“Anak-anak harus tahu bahwa karya mereka harus disimpan dengan baik. Tidak penting karya itu abstrak atau out of the box, karena nanti ada pasarnya di saat yang tepat,” ujar Made.

 

Pameran ini berhasil menggugah rasa ingin tahu banyak siswa. Setiap harinya, ada empat SMP yang mengirimkan siswanya. Adapun pada hari pertama telah hadir siswa dari SMP 1 Kuta Selatan, SMP 3 Kuta Selatan, SMP Ngurah Rai, dan SMP Angkasa. Beberapa sekolah lain disebut juga ingin untuk mengirimkan perwakilan ke pameran ini, agar siswa-siswa mereka juga memahami seluk-beluk NFT, mengingat memang belum banyak sekolah yang membuat terobosan seperti ini.

 

“Kami jadwalkan lagi untuk sekolah-sekolah yang akan datang. Kami rancang school visit-nya diperpanjang hingga sebulan, sampai nanti betul-betul setiap sekolah sudah merasa cukup mengirimkan perwakilannya,” ungkap Made.

 

__

Baca berita lainnya di sini


FORMULIR PENDAFTARAN


  • PAUD || Kindergarten

  • SD || Elementary School

  • SMP || Middle School

  • SMA || Senior High School

  • SMK || Vocational School