Tue, 15 Mar 2022
JIMBARAN - SMA Widiatmika terpilih sebagai salah satu dari 400 lebih sekolah di Indonesia yang mengikuti Programme for International Student Assessment (PISA) atau Program Penilaian Siswa Internasional. Program ini diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) sebagai suatu studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari tujuh puluh negara di seluruh dunia.
Kepala SMA Widiatmika I Made Suadnyana menjelaskan, keikutsertaan pihaknya di dalam PISA diumumkan pada awal November 2021 lalu melalui surat dari Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Ia menyebut, pemilihan sekolah-sekolah yang ikut serta dalam PISA merupakan wewenang OECD. Di PISA nanti, para siswa akan dites sejauh mana kemampuan literasi dan numerasinya.
"Kami sebagai salah satu 'atlet' Indonesia dalam PISA akan mendapatkan lebih banyak benefit," kata Made.
Ia memberi contoh, keikutsertaan dalam PISA membuat para guru SMA Widiatmika memperoleh pembinaan langsung dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang pembelajaran tingkat tinggi demi mendongkrak skor di PISA nanti.
Made sendiri telah diundang sebagai perwakilan Provinsi Bali untuk ikut pembekalan mengenai PISA secara langsung oleh pihak kementerian, dalam acara yang dihelat di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pekan lalu. Made menjelaskan, kemampuan numerasi dan literasi yang diuji dalam PISA berkaitan erat dengan kemampuan berpikir kreatif dan kritis.
Oleh karenanya, pembelajaran di SMA Widiatmika pun akan ikut berorientasi ke sana, di mana soal-soal yang diberikan bagi para siswa akan mengasah kemampuan berpikir kreatif dan kritis itu. Unsur kemampuan literasi dan numerasi ini, kata Made, merasuk dalam berbagai mata pelajaran, bukan hanya pada pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika.
"Misalnya kalau kita belajar sejarah, pertanyaannya bukan lagi masalah 'kapan terjadinya' Perang Diponegoro, tetapi 'apa yang akan terjadi jika'," ujar Made memberi contoh.
PISA bagi siswa SMA Widiatmika sedianya dilakukan pada 2021. Namun, pandemi membuatnya diundur hingga 2022.
"Asesmennya akan dilakukan pada 9 Mei 2022 dan berakhir pada awal bulan Juni. Siswa diminta mengerjakan soal yang dibawa langsung dari Pusat ke sekolah," kata Made.
Made memastikan, SMA Widiatmika telah bersiap menyongsong asesmen tersebut karena telah menempuh berbagai strategi, sosialisasi, pelatihan, hingga simulasi.
"Kami sudah diinformasikan OECD bahwa ada 27 siswa SMA Widiatmika yang diikutsertakan, seluruhnya siswa kelas X, baik IPA maupun IPS," lanjutnya.
___