Widiatmika School



Thu, 17 Feb 2022

Upaya Guru Widiatmika saat PJJ Kembali dan Harapan untuk Pemerintah


JIMBARAN - “Sebuah tantangan besar yang harus dihadapi,” ujar I Gede Inten, Kepala SMK Widiatmika, ketika dihubungi pada Selasa (15/2/2022).

 

Gede sedang berbicara mengenai kebijakan pemerintah yang kembali menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) yang baru berlangsung tak sampai 3 bulan, akibat lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Di Bali, pemerintah memberlakukan PPKM Level 3 yang membuat seluruh aktivitas belajar-mengajar kembali diterapkan secara daring alias pembelajaran jarak jauh (PJJ). Gede menjelaskan, sistem PJJ sangat tidak berpihak kepada SMK. Baik guru maupun siswa sama-sama disulitkan dengan keadaan ini lantaran tidak ada kegiatan praktik yang bisa dilakukan di lapangan.

 

“Padahal di SMK, yang utama bukan hanya pengetahuan, tetapi keterampilan,” ucap Gede.

 

Meski demikian, upaya terbaik tetap dilakukan oleh segenap pihak di Sekolah Widiatmika dari berbagai jenjang. Para guru pun bukan berarti hanya berpangku tangan. Mereka tetap datang ke sekolah setiap hari.

 

Guru-guru TK hingga SMA dan SMK Widiatmika bahkan saling bahu-membahu untuk tetap melaksanakan kegiatan “Jumat Bersih” di sekolah setiap pekannya. Kegiatan itu dilakukan semata-mata demi menjaga keasrian lingkungan sekolah yang sama-sama mereka cintai, meskipun sekolah masih sepi dan belum diketahui kapan siswa dapat kembali berdatangan.

 

“Itu bagian dari lingkungan kita yang memang harus senantiasa kita jaga,” ucap Gede.

 

Lalu, dari segi pembelajaran, usaha maksimal juga dilakoni setiap pihak meski tak mudah. Para siswa berusaha sebaik mungkin menyerap ilmu di tengah kendala-kendala pembelajaran daring. Sementara itu, para guru bekerja keras agar dapat menyampaikan dari jarak jauh. Tak terkecuali para guru SMK yang harus memutar otak agar dapat mentransfer ilmu yang seharusnya dipraktikkan langsung di hadapan para siswa di dapur atau laboratorium.

 

“Memang ini perjuangan yang berat. Saya sampaikan ke teman-teman guru, sebisa mungkin melakukan simulasi praktik dari rumah masing-masing. Sebisa mungkin. Contohnya untuk keterampilan memasak. Anggaplah memasak nasi goreng, itu kan bisa melakukan simulasi menggoreng dari rumah, meski harus keluar sedikit dari standar industri, harusnya kompor untuk industri, jadi kompor rumahan,” jelas Gede.

 

Perjuangan berat ini harus dilakoni karena para siswa SMK Widiatmika, khususnya kelas XII, sedang menyongsong Uji Kompetensi (UK) dan Uji Kompetensi Keahlian (UKK), muara terakhir pembelajaran SMK. Kendati kondisi tak ideal, namun UK dan UKK tidak dapat dibatalkan. Para siswa tetap harus siap 100 persen menghadapi keduanya.

 

“Segi pengetahuannya pasti bisa disampaikan lewat PJJ, tapi keterampilannya belum tentu semua bisa disampaikan secara online. Tapi kami juga harus memahami bahwa kita tidak bisa memaksakan, sehingga kita berusaha saja yang terbaik dengan keadaan sekarang,” kata Gede.

 

Berharap Pemerintah Terapkan Skala Prioritas

Kebijakan telah diambil oleh pemerintah dengan harapan dapat menyelamatkan semua pihak. SMK Widiatmika memastikan akan mematuhi semua ketentuan itu. SMK Widiatmika telah memberi contoh dengan mematuhi instruksi percepatan vaksinasi Covid-19 bagi para siswa, guru, dan tenaga kependidikan lain. 

 

Oleh karenanya, SMK Widiatmika berani menjamin bahwa protokol kesehatan selama PTM berlangsung dengan baik. Gede pun berharap agar pemerintah memberlakukan skala prioritas sebelum menetapkan PTM maupun PJJ bagi satuan pendidikan.

 

Menurutnya, siswa kelas XII sebaiknya diberikan dispensasi agar bisa tetap belajar di sekolah. Bukan apa-apa, karena saat ini UK dan UKK, sebuah praktik tertinggi di jenjang SMK, telah menjelang. Maka, penting sekali bagi mereka dapat praktik secara langsung di sekolah sebelum UK dan UKK.

 

“Siswa kelas XII kan pembelajarannya harus benar-benar tuntas sampai praktiknya. Sekolah turut bertanggung jawab atas hal ini. Harapan kami, anak-anak kelas XII SMK diizinkan untuk PTM. Apalagi, dari sisi jumlah, siswa kelas XII SMK Widiatmika hanya 22 siswa. Jumlah alatnya juga memenuhi. Orangtua siswa pun seluruhnya mengizinkan anaknya ikut PTM,” ujar Gede. 


FORMULIR PENDAFTARAN


  • PAUD || Kindergarten

  • SD || Elementary School

  • SMP || Middle School

  • SMA || Senior High School

  • SMK || Vocational School