.png)
Mon, 10 Mar 2025
MALANG – Sebanyak 84 siswa SMP Widiatmika mengikuti karya wisata pendidikan ke Malang, Jawa Timur, pada 25–28 Februari 2025. Perjalanan ini dirancang untuk memperluas wawasan siswa melalui pengalaman belajar langsung di luar kelas. Selama empat hari, mereka mengunjungi berbagai destinasi edukatif dan rekreatif, seperti PT Amerta Indah Otsuka, Pura Luhur Giri Arjuno, Batu Night Spectacular (BNS), Jatim Park 1, dan Museum Angkut.
Ketua Panitia Karya Wisata SMP Widiatmika, I Dewa Agung Made Candrakusuma, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar perjalanan rekreasi, tetapi bagian dari strategi pembelajaran berbasis pengalaman.
“Karya wisata ini merupakan bagian dari program sekolah yang bertujuan memperkaya wawasan peserta didik dengan pengalaman nyata. Pembelajaran di luar kelas memungkinkan siswa mengunjungi tempat-tempat tertentu dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam melalui interaksi langsung,” ujarnya.
Kunjungan ke PT Amerta Indah Otsuka menjadi salah satu pengalaman yang paling menarik dalam perjalanan ini. Di perusahaan yang memproduksi minuman isotonik Pocari Sweat tersebut, siswa menyaksikan langsung bagaimana proses produksi dilakukan dengan standar kebersihan yang ketat serta teknologi manufaktur modern. Mereka juga mendapatkan wawasan tentang etos kerja di dunia industri dan pentingnya inovasi dalam produksi skala besar.
Di Museum Angkut, siswa tidak hanya menikmati koleksi kendaraan bersejarah dari berbagai era, tetapi juga menyaksikan pertunjukan Man on Fire yang memadukan seni pertunjukan dan efek khusus. Beberapa siswa dan guru bahkan berkesempatan mencoba pengalaman berkendara dalam wahana yang tersedia. Sementara itu, di Jatim Park 1, mereka mengeksplorasi berbagai alat peraga interaktif yang memperkaya pemahaman tentang sains dan sejarah.
Selain aspek akademik, karya wisata ini juga memberikan pengalaman spiritual bagi siswa. Kunjungan ke Pura Luhur Giri Arjuno menjadi momen refleksi bagi mereka dalam memahami nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal yang dijunjung tinggi di daerah tersebut. Interaksi dengan lingkungan dan masyarakat setempat memberikan perspektif baru tentang bagaimana budaya dan spiritualitas tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Candrakusuma, pengalaman ini tidak hanya memperluas wawasan siswa, tetapi juga membantu mereka memahami keterkaitan antara ilmu pengetahuan, industri, budaya, dan spiritualitas dalam kehidupan nyata.
“Dengan pengalaman langsung seperti ini, siswa tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga menghubungkannya dengan praktik nyata. Pembelajaran kontekstual seperti ini sangat penting untuk membangun pemahaman yang lebih baik dan meningkatkan semangat belajar mereka,” tambahnya.
Karya wisata ini bukan sekadar perjalanan edukatif, tetapi juga menjadi sarana untuk membangun kebersamaan, meningkatkan rasa ingin tahu, serta memperkuat karakter siswa. Dengan perpaduan eksplorasi industri, sejarah, sains, dan spiritualitas, perjalanan ini menjadi pengalaman belajar yang utuh dan bermakna.
___
