Mon, 18 Jul 2022
BADUNG - Untuk mengimplementasikan program Sekolah Penggerak di sekolah, SMP Widiatmika meluncurkan dua platform sekaligus. Platform tersebut dinamai Ruang Bimbingan Konseling Online (Rubikon) dan Anti Bullying Online. Program ini diluncurkan pada Kamis, 14 Juli 2022 bertepatan dengan terselenggaranya review kurikulum SMP widiatmika.
Kepala SMP Widiatmika, Agus Suastika Adiputra saat dihubungi Senin, 18 Juli 2022 mengatakan, SMP Widiatmika tergabung dalam sekolah penggerak angkatan ke-dua Kabupaten Badung. Salah satu implementasinya adalah program digitalisasi di sekolah.
“Dalam proses digitalisasi sekolah ini, kami ingin perkuat pelayanan maupun yang bersifat memberikan kenyamanan siswa dalam proses pembelajaran berbasis daring,” kata Agus.
Agus mengatakan, dua program ini memang memiliki tujuan berbeda, namun sama-sama memberikan kenyamanan dalam proses pembelajaran.
Program Rubikon ditujukan untuk konsultasi siswa kepada guru bimbingan konseling. Selama ini, layanan konseling dilaksanakan dimana siswa datang ke ruang bimbingan konseling. Namun dengan adanya Rubikon ini, siswa bisa melakukan konseling secara daring.
“Kami berharap dengan adanya sistem online ini siswa bisa lebih terbuka melakukan konseling terkait karir, permasalahan belajar, sosial, maupun kepribadian dengan mudah,” katanya.
Tak hanya bagi siswa, orang tua siswa juga bisa melakukan konseling terkait kondisi anaknya.
“Misalkan, orang tua yang sibuk, bisa “curhat” perihal kondisi anaknya dari rumah dengan sistem ini,” imbuhnya.
Sementara itu, untuk program Anti Bullying Online ditujukan sebagai antisipasi terjadinya perundungan di sekolah. Apalagi selama masa pandemi ini kebanyakan siswa berinteraksi di luar sekolah.
“Perundungan akan menjadikan suasana tidak kondusif, siswa enggan belajar, hingga tidak mau ke sekolah karena takut,” katanya.
Sehingga sistem ini diharapkan jadi medium konsultasi bagi siswa terkait kondisi psikologisnya. Siswa bisa merdeka dalam belajar tanpa ada tekanan.
Untuk menggunakan program ini, pertama-tama pengguna memindai kode bar. Kemudian akan diberikan alamat yang terintegrasi dengan Google Drive guru bimbingan konseling.
“Siswa bisa mencurahkan segala permasalahannya. Guru bimbingan konseling akan mengklasifikasikan jenis permasalahan tersebut,” katanya.
Selanjutnya untuk penanganan, guru menghubungi siswa tersebut via aplikasi pesan WhatsApp. Namun jika tidak memungkinkan, siswa akan diundang ke ruang bimbingan konseling, atau guru yang akan berkunjung ke rumah siswa.
Dengan adanya program ini, ia berharap siswa yang memiliki permasalahan bisa melakukan konsultasi atau konseling langsung. Meski demikian, menurut Agus selama ini siswa di SMP Widiatmika selalu merasa nyaman saat mengikuti pembelajaran.
“Saat ini kami masih terus melakukan sosialisasi program ini ke siswa kami. Kami berharap mereka menjadi lebih mawas diri,” katanya.
Sebagai sekolah penggerak, SMP Widiatmika juga ingin menjadi contoh bagi sekolah lain dan bisa melakukan adopsi program ini.
“Ide kreatif harus dikeluarkan sebagai sekolah penggerak. Lalu imbaskan ke sekolah lain dalam proses mendukung Kurikulum Merdeka,” kata Agus.
___