Widiatmika School



Fri, 01 Jul 2022

Ketua Pembina Yayasan Widiatmika: Kurikulum Jangan Hanya Jadi Dokumen, Harus Diimplementasikan


MANGUPURA - SMA Widiatmika Jimbaran, Badung, Bali menggelar kegiatan review kurikulum pada Rabu, 29 Juni 2022. Dalam review ini diikuti oleh semua guru dan dibuka oleh Ketua Pembina Yayasan Widiatmika, Drs. I Nyoman Sudiatma, M.Pd.


Dalam sambutannya, Sudiatma menekankan kepada guru di SMA Widiatmika agar bisa mengimplementasikan kurikulum dengan baik dalam proses pembelajaran.


"Kurikulum jangan hanya dijadikan dokumen, tidak akan berguna. Karena kurikulum adalah kompas dalam pembelajaran. Guru harus paham dengan kurikulum. Sehingga dalam pelaksanaan review kurikulum, semua guru harus hadir," katanya.


Ketua Pembina yang juga merupakan pendiri Yayasan Widiatmika ini meminta agar guru siap dan memahami segala aspek dalam kurikulum. Ia mencontohkan terkait penerapan Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013 terdapat empat kompetensi inti (KI) dan tugas guru harus bisa memuarakan KI tersebut agar peserta didik memiliki karakter yang baik, sikap spiritual, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki keterampilan.


"Dalam KI-3 ada pengetahuan, bagaimana anak didik bisa literat, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagaimana guru melakukan perencananan pembelajaran dan melakukan pengembangan," pintanya.

 

Dalam hal keterampilan ia meminta agar guru bisa membentuk siswa memiliki keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration) atau yang biasa disebut dengan 4C.


Menurutnya, kurikulum di tingkat SMA saat ini mengalami perubahan drastis dan mencolok. Hal ini dikarenakan siswa diberikan kebebasan untuk melakukan pilihan terhadap materi. Bahkan menurutnya, ke depan pembelajaran di SMA akan mengarah pada sistem satuan kredit semester atau SKS.


"Kebebasan memilih sepanjang jumlah SKS yang tertampung adalah sesuai. Ke depan begitu arahnya. Jadi ada sistem kredit, sehingga ada anak-anak mencapai percepatan, bisa 2.5 tahun dan guru memang harus sudah siap ke arah itu," katanya.


Dengan kondisi tersebut, guru pun diminta agar memberikan pendampingan pada peserta didik secara rutin dan kontinu. Guru juga harus memahami permasalahan peserta didik. Sudiatma memberikan penekanan pada implemantasi kurikulum, bukan hanya pada visi, misi dan tujuannya semata. Namun juga pada konten termasuk strukturnya. Menurutnya kurikulum adalah standar minimal dalam proses pembelajaran. Sehingga seharusnya bisa dikembangkan lagi dan bukan malah dikurangi.


"Kalau minimal saja tidak terpenuhi, bagaimana proses dan tujuannya bisa tercapai," sentilnya.

 

Sudiatma juga menambahkan, jika review kurikulum ini merupakan tempat guru untuk berproses.


"Ikuti apa yang diarahkan oleh pengawas. Harus mau belajar dan dari yayasan akan siap memberi suport. Apapun permasalahannya, yayasan siap membantu sepanjang para guru mau belajar. Kalau tidak mau belajar tidak akan bisa," katanya.

 

Dirinya pun mengatakan jika Widiatmika selalu menjadi yang nomor satu dalam pengembangan kurikulum sesuai aturan pemerintah.


"Sejak tahun 2003, Widiatmika selalu tidak mau ada di bagian tengah dan selalu ingin di depan. Saat piloting Kurilulum 2013, kita dalan posisi satu. Hanya 15 sekolah di Bali dan kita posisi pertama. Selanjutnya ada sekolah mundur, kita terus maju," katanya. 

 

___ 

Baca berita lainnya di sini


FORMULIR PENDAFTARAN


  • PAUD || Kindergarten

  • SD || Elementary School

  • SMP || Middle School

  • SMA || Senior High School

  • SMK || Vocational School