Tue, 19 Nov 2024
BENOA, 19 November 2024 – SMA Widiatmika terus berupaya menjaga dan menginspirasi transformasi pendidikan melalui berbagai Praktik Baik yang dilakukan oleh guru maupun kepala sekolah.
Praktik Baik ini dituangkan dalam Cerita Praktik yang masing-masing berjudul "Apa Peran Saya dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah dengan Pendekatan Multidisiplin?" dan "Apa Benar Menjadi Guru Reflektif dan Gemar Berbagi Itu Hal yang Sulit?"
Naskah Cerita Praktik yang disebutkan terlebih dahulu ditulis oleh Guru Geografi SMA Widiatmika, Juliandi, sebagai penulis pertama bersama Kepala Sekolah SMA Widiatmika, I Made Suadnyana. Sebaliknya, untuk artikel kedua, Suadnyana bertindak sebagai penulis pertama dengan Juliandi sebagai penulis kedua.
Praktik Baik adalah tulisan yang dibuat oleh guru, pengawas, atau kepala sekolah berdasarkan pengalaman mereka dalam mengatasi berbagai permasalahan pekerjaan, termasuk keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas profesional. Dikutip dari laman Merdeka Mengajar, terdapat dua jenis Praktik Baik yang dapat dibagikan, yakni Cerita Praktik dan Artikel Kebijakan.
Cerita Praktik merupakan tulisan mengenai praktik baik yang pernah dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau pengawas dalam mengatasi tantangan di tempat kerja. Sementara itu, Artikel Kebijakan berisi praktik baik berupa kumpulan kebijakan atau langkah strategis dengan satu fokus perbaikan.
Suadnyana menyampaikan bahwa kedua naskah tersebut telah dibagikan kepada guru lain melalui fitur Ide Praktik pada Platform Merdeka Mengajar (PMM) pada Senin, 18 November 2024. Naskah-naskah ini dihasilkan setelah Suadnyana dan Juliandi mengikuti Workshop Penulisan Praktik Baik Sekolah Penggerak Angkatan 2 dan 3 yang diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Bali di Plagoo Holiday Hotel pada 17–19 November 2024.
“Dua naskah telah kami kumpulkan kemarin dan telah menerima masukan serta koreksi dari fasilitator. Sekarang sedang dalam proses pemeriksaan. Setelah selesai, karya-karya tersebut akan dicetak dalam bentuk buku oleh BGP Provinsi Bali,” terang Suadnyana.
Ia menambahkan bahwa SMA Widiatmika senantiasa menjaga mutu pendidikan melalui berbagai Praktik Baik, baik yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas maupun oleh kepala sekolah dalam rangka menguatkan kompetensi guru.
Dalam naskah "Apa Peran Saya dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah dengan Pendekatan Multidisiplin?", Juliandi memaparkan upaya meningkatkan kemampuan siswa SMA Widiatmika dalam memecahkan masalah menggunakan pendekatan multidisiplin.
Hasilnya, pendekatan ini berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah secara multidisiplin. Dalam jangka pendek, keberhasilan ini terlihat dari antusiasme siswa, sedangkan dalam jangka panjang, metode ini membantu siswa lebih siap menghadapi tantangan kehidupan nyata.
Sementara itu, dalam naskah "Apa Benar Menjadi Guru Reflektif dan Gemar Berbagi Itu Hal yang Sulit?", Suadnyana membahas pentingnya budaya refleksi dan berbagi Praktik Baik di kalangan guru SMA Widiatmika untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Program ini menunjukkan bahwa membangun budaya refleksi dan berbagi dapat menciptakan pembelajaran yang lebih efektif serta meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan.
“Semua hal yang dilakukan tersebut bermuara pada pelaksanaan program pendidikan bermutu bagi peserta didik di SMA Widiatmika,” tutup Suadnyana.
___
click here for the english version